Kamis, 26 April 2012

Cinta Untuk Airis



Setiba di rumah, Airis mengendap endap masuk menuju kamarnya. Saat berjalan hanya tinggal beberapa langkah, pundak Airis di tepuk oleh seseorang di belakangnya, dengan tatapan memelas Airis pun cengigiran.
“Bunda, ehm hehe selamat sore.” ucap Airis manis,
“Hayo dari mana saja Airis, anak bunda yang paling bunda sayang.Pulang kok sampai jam lima,”
“Emmm anu bunda, dari rumah temen tadi, maaf.”
“Hmm, gimana ya. Jangan diulangi lagi ya,”
“Sip bunda, aku mau mandi dulu.”
“ Ya sana, yang bersih ya,”
Airis hanya tersenyum kecil.
“Hufh, untung aja nggak ketahuan kalau aku jalan ama Dian, kalau ketahuan bisa mati berdiri aku.” ujarnya dalam hati sambil menenteng handuk untuk mandi,


Gubrak . . . . . .!!!!
Airis terkejut mendengar pintu kamarnya di buka secara paksa.Terlihat mbak Aliya berdiri dengan mata melotot penuh amarah.
“Airis, kemana aja kamu seharian ini,kata bunda kamu baru pulang.”ucap mbak Aliya
“A , ,anu mbak, aku tadi jenguk temen yang lagi sakit,”
“ Oh ,, , gitu ya. Aku baru tau kalau jenguk temen sakit itu di Alun Alun Kota.”
“Mati aku”batin Airis
Airis hanya bisa terdiam, mbak Aliya mendekatinya dan duduk di samping Airis.
“Ai,kamu tadi ke alun-alun sama Dian kan, kakak kelas kamu yang playboy dan suka mainin cewek itu.JUJUR,”
“Iya kak, kakak tau darimana?” ucap Airis ketakutan,
“Ya taulah, temen mbak tadi lihat kamu jalan ama cowok di alau-alun” ujar Aliya,
Airis terdiam...
“Airis, adik kakak yang paling cantik. Kamu kan udah tau kalau Dian itu cowok yang gak baik,, jadi jangan sekali-sekali kamu dekati dia.” tutur Aliya kepada Airis,
“Itu gak bener kak, Dian katanya mau berubah dan dia katanya sayang ama aku.” jawab Airis,
“Kamu dibilangin jangan membantah. Aku ini kakakmu, aku ingin melindungi kamu dari sakit hati dan membuang-buang waktu. So, tolong kamu pikirkan dengan baik.”ucap mbak Aliya mulai meninggi,
“Kak,aku tu udah 17 tahun,jangan dilindungi kayak anak kecil,”
“Air . . . . “ucap mbak aliya yang langsung dipotong oleh Airis,
“Mbak, aku tu udah gedhe.mbak tu Cuma kakak tiriku.Jadi, mbak tu g’ ngerti perasaanku kayak apa. Silahkan mbak Aliya keluar” ujar Airis dengan nada tinggi,
Lalu  Aliya pergi dari kamar Airis sambil menggerutu sendiri. Saat Aliya melewati ruang tamu terlihat mas Ahsan turun dari mobil BMW nya. Dilihatnya sang adik sedang cemberut, Ahsan pun bertanya padanya.
 “Pulang-pulang koq disuguhin muka cemberut sih. Ada kejadian apa?”
“Tuh lihat aja sendiri di kamar adik kita tercinta.Pak dokter,”
Ahsan pun bergegas menuju kamar Airis.


Setibanya di depan kamar Airis, Ahsan mulai mengetuk pintu.
Tok,,Tok,,Tok,,
Dari dalam kamar terdengar Airis sedang menangis.
“Airis, ini mas Ahsan,, tolong dibuka pintunya.”
Airis yang sedang terisak-isak di dalam, berjalan menuju pintu untuk membukakan pintu.
“Ada apa mas ?” tanya Airis dengan mata yang bengkak dan sendu,
“Kenapa kamu menangis? Ada apa denganmu?”
“Tuh mbak Aliya jahat banget ama aku!” jawab Airis dengan penuh amarah,
Mas Ahsan menghela napas dalam-dalam.
“Ya udah,, ikut mas beli es krim yuk.” ujar Ahsan untuk menghentikan tangisan Airis,
“Ikut.”  airis mulai tersenyum dan bersemangat,
Lalu mas Ahsan pergi dari kamar Airis untuk mengganti baju. Seusai ganti baju, mas Ahsan dan Airis langsung menuju ke supermarket tedekat dengan menggunakan motor matic milik bunda.
Sesampainya di supermarket Airis dan Ahsan memilih es krim rasa coklat. Lalu mereka pergi ke alun-alun. Di sana Airis tertawa bahagia melihat lampu di sekeliling.
“Mas, makasih ya, mas Ahsan mau ngajak aku kesini, malam mimggu lagi.”ucap Airis dengan melahap es krimnya dengan gembira,
“Iya ai, hmm Airis, kamu jangan membantah mbak Aliya ya. Kamu kan tahu, mbak Aliya tu tegas dan gak bisa dibantah, mungkin bawaan profesinya yang sebagai asisten dosen fisika itu.”
Airis terdiam sejenak,
“Mas, aku kan Cuma anak tiri di keluarga kalian, kenapa mas, bunda, mbak Aliya dan ayah sangat perhatian dan menyayangiku. Orang tuaku saja tidak peduli padaku, membuangku di rumah sakit selama bertahun tahun, hingga ayah mengambilku dengan penuh iba dan kasih sayang. Aku sedih, karena aku selalu berfikir bahwa kalian Cuma mengasihaniku sebagai anak tanpa ayah dan ibu, dan suatu saat kalian akan meminta imbalan atas semuanya, sedangkan aku tidak punya suatu apapun.”ucap Aris lirih,
Mas Ahsan menggenggam tangan Airis lembut,
“Ai, keluarga kita gak pernah berfikir tentang itu.Kami semua menyayangimu ai, tanpa pamrih. Jangan pernah kamu berfikir seperti itu, dan jangan kamu benci pada kedua orang tua kandungmu, mungkin mereka khilaf atas semuanya, tapi yakinlah mereka bahagia, dan kamu juga patut bahagia.”
Airis meneteskan air mata,tidak ia sangka sikap dan sifatnya yang selalu membuat mbak Airis marah, entah itu pulang telat, pacaran ataupun nilai mata pelajaran yang pas pasan sudah membuat dia tidak peduli terhadap perasaan orang yang menyayanginya. Dia malah mementingkan Dian yang hanya kakak kelas yang memang tak baik tabiatnya.
Mas Ahsan berdiri dan mengulurkan tangan pada Airis,
“Ayo kita pulang, makan malam sudah menunggu, lagian kita belum shalat isya kan?”
Airis menerima uluran tangan kakaknya sambil tersenyum,
“Ayo mas,”

Sesampainya di rumah, terlihat mbak Aliya yang sedang tergeletak lemas di lantai, bunda menangis terisak isak.
“Mbak Aliya, kenapa bunda,”Airis menghampiri bunda
Bunda menoleh pada Airis dan mas Ahsan
“Ahsan ,,, tolong bawa Aliya kerumah sakit,dia tadi pingsan,dan kami baru tahu kalau dia punya penyakit tifus akut.”
Mas Ahsan terlihat terkejut,dan langsung membawa Aliya ke rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit, Aliya dibawa ke ruang UGD, dengan kalut mas Ahsan mondar mandir tidak tenang.
“Aliya, adikku. Kamu harus sadar dan sembuh,,”mas Ahsan berusaha tabah
Terlihat salah satu dokter keluar dari ruang UGD.Ayah dan mas Ahsan pun menghampirinya.
“Bagaimana dengan anak saya dok,”
“Anak anda harus dioperasi sekarang juga,pengangkatan usus ini harus secepatnya dilakukan.”Jawab dokter yang menangani Aliya
“Apakah ini berbahaya dok, aku tidak mau adikku kenapa kenapa.”
“Begini mas, operasi ini sangat dibutuhkan noleh adik anda, akan tetapi, operasi ini juga tidak menjamin Aliya akan sembuh dan sehat kembali. Perbandingannya sangat kecil, 70 : 30.”
Bunda jatuh tersungkur dan menangis penuh kesedihan,Airis hanya bisa menenangkan bundanya.Namun,hasilnya tetap saja nihil.Sang bunda tetap kalut dan sedih.
Malam ini adalah malam yang sangat menyedihkan dalam hidup Airis. Airis sangat bersalah pada mbak Aliya, mengapa sebelum Airis minta maaf kepada mbak Aliya, dia sudah tercengkeram penyakit yang sangat menyakitkan. Airis tidak tahu, apakah mbak Aliya akan hadir menghiasi harinya dengan celoteh celoteh manis yang selalu membuatnya manyun sendiri.
Tidak terasa air mata turun dari tahtanya, Airis tidak bisa menahan semua rasa saat mbak Aliya dipersiapkan menuju ruang operasi.
“Mbak Aliya, sembuhlah aku mohon,,”
THE END

Senin, 23 April 2012

CERPEN-CiNtA SaLaH sAmBuNg


  

        
 

                Terlihat handayani terduduk di bangku taman UM,ia sangat mengidam – idam kan universitas ini.Hari ini ia selesai menjalankan seleksi ujian masuk universitas ini.Ia terus berdoa agar ia masuk seleksi jurusan matematika.
“once more you open the door and tour here in my heart will go on . . “ hp Yani berdering.
“No baru,siapa ya “pikir Yani.ia pun mengangkatnya
“Halo assalamualaikum,”
“loh,yang ngangkat kok cewek,pacarnya indra ya.”
“maaf,saya g’ kenal indra .nie siapa.”
“oh,maaf maaf,saya salah sambung.assalamualaikum”
“waalaikum salam”
                                           

           Seminggu kemudian,pengumuman seleksi akan di kirim kan ke rumah masing –masing peserta.Hatiku deg degan menanti semua itu.
 “Surat . . . . .  . . Surat . . . .”
Aku langsung terlonjak,menghampiri pak pos.
“Terima kasih pak,”
Pak pos itu mengangguk.
Aku langsung berlari menuju kamar.Kubuka pelan pelan surat itu.dan kucari namaku di antara banyak nama dalam daftar.
“Mana namaku.oh ini dia.”

40.  Risma  handayani               P                     4 APRIL 1994                           LULUS

“Hore,,,,, aku lulus . Ibu ayah,aku lulus”
Aku melonjak lonjak kegirangan sambil memeluk bapak dan ibu.
“Selamat ya nduk,semoga kamu dapat mencapai cita cita kamu.”ujar bapak
“Amin pak.Pak,bu,saya ke kamar dulu,mau ngabarin Rika.”



“Halo assalamualaikum,Rika.Aku lalus rik,aku lolos seleksi.”
“Waalaikumsalam,maaf saya bukan Rika.Tapi nama saya Riki.”
Kulihat no. hp di layar.Astaghfirulloh,nie kan no yang kemaren salah sambung.Aku lupa menghapusnya.
“Maaf maaf,saya salah sambung ass . . “
“Eh jangan ditutup,sebaiknya kita kenalan dulu.dari pada salah sambung salah sambungan.”
Aku malu sekaligus bingung.
“E, , , iya , perkenalkan nama saya Risma handayani,biasa di panggil yani.”
“Salam kenal ya.Nama saya Riki handoko,”
“Yani.. ada Rika di depan.Cepat temui dia nduk,dia udah nunggu.”Ujar ibu sambil mengetuk pintu kamarku.
“Iya buk,sebentar. Mas riki,udah dulu ya,Ada temen saya di depan.Assalamualaikum.”
“Iya dhik yani waalaikumsalam.”
 
                                                                                                                        

Semakin hari aku semakin dekat dengan mas riki,smsan,telpon telponan dan itu semua sangat menyenangkan.Namun ada satu hal yang masih mengganjal dalam hatiku.Aku belum mengetahui sosok dari mas riki,foto belum,apalagi orangnya.Namun saat aku berhubungan dengan dia,hatiku merasa nyaman dan tentram.Mas riki juga laki laki yang sholeh.Kepribadiannya terlihat dari cara ia berbicara dan sifat ia dalam duniaku dan mas riki.
“Dhek,maaf ya.ntar malem mas g’ bisa telpon kamu.mas banyak kerjaan,pa lagi hari nie hari pertama OSPEK,mas harus mengorientasi mereka.”
“Ya gpp mas,hari nie saya juga hari pertama OSPEK mungkin nanti saya kecapekan.”
“Yadah mas pamit dulu ya , assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
                                                                  



Pukul 7.30 aku tiba di kampus.Aku segera menuju ruang ganti untuk memakai persyaratan OSPEK.Aku mengucir rambut panjangku dengan delapan pita,berkalung kertas dengan nama Angsa.
“Woi angsa,cepat menuju lapangan,jangan lelet,”teriak seorang senior laki laki kepadaku,
Aku terkejut,
“I, iya senior.”
Sesampainya di lapangan aku dihadapi oleh tiga orang senior,dua laki laki dan satu perempuan.
“Kamu tahu,mengapa kamu saya hampiri.”tanya kakak senior perempuan yang sedikit gendut tapi mencoba untuk tampil se eksis mungkin.
Aku menggeleng,
“Kalau di tanya tu jawab !!” bentak senior laki laki yang berambut gondrong.
“Saya tidak tahu kak,” jawabku dengan perasaan takut
“Kamu terlambat lima menit,dasar,Kamu anak baru disini , tapi kamu sudah berlaku seenaknya.cepat keliling lapangan lima kali.”teriak senior yang tinggi jangkung ,terlihat manis dan lembut dari wajahnya,ternyata sifatnya sebaliknya.
“Baik kak,”
Aku pun mengelilingi lapangan lima kali,Aku lelah,malu dan kesal.Semua mata tertuju padaku,sebagian senior dan seniorita menertawakan ku.Dan saat aku sudah selesai , aku pun berkumpul bersama yang lainnya di tengah lapangan.
“Aduh capek sekali,”keluh ku
“Biasakan lah,ini masih permulaan .Semangat ya.” Ucap seorang lelaki di sampingku,ia juga peserta OSPEK.
“Iya,terima kasih.”


Selama tiga hari ini hidupku seperti di neraka.Tiap pagi keliling lapangan,panas panasan.main game konyol dari para senior.Yang paling aku benci adalah senior Han,dia selalu tegas dan tanpa toleransi.Aku selalu kena hukuman olehnya.
“Angsa,scot jump 3o kali,cepat..”
“Baik senior”
“Ayo yang serius,cepat cepat,”
Dalam hati aku memaki maki Si Han konyol itu,huh
Saat jam istirahat ,aku menelpon mas riki,
“Halo assalamualaikum.” Terdengar sahutan dari mas riki
“Waalaikumsalam mas,”
“Ada apa dhek  yani,”
“Aku mau curhat mas,”
“Curhat pa dhek,”
“Aku sedih banget mas,masak ada senior yang jail banget ma aku.hukum-hukum aku trus ,dia juga galak banget.aku sebel , marah , pokoknya iihhh...”
“Ya namanya juga Ospek dhek,ya harus tegas,lagian ada lima kampus yang OSPEK Hari ini.Adhek kuliah dimna,”
Terlihat  di koridor mading Si Han juga telpon telponan dengan seseorang.
“Mas riki,udahan dulu ya.Assalamualaikum.”
“Ya dhek.Waalaikumsalam.”




“Adhik  adhik,besok adalah hari terakhir kita OSPEK.besok.kalian harus membawa kado apa saja isinya,terserah.Untuk di tukar dengan teman atau kakak kakak senior lainnya.Dan untuk adhik adhik semua ,kalian dapat bonus menganiaya kakak kakak yang kalian benci besok.”
“HORE . . . . .”Sorak junior OSPEK seluruhnya,
“Awas ya Si Han ,aku akan balas dendam atas hukuman hukuman yang telah aku terima selama ini darimu.”pikirku
Namun saat aku sedang melamun ria,seseorang yang ku pikirkan menghampiriku.Panjang umur juga dia,tapi sepertinya aku juga memikirkan mas riki,tpi napa dia yang muncul,buikannya mas riki saja.hufh,,, dasar Si Han,
“Assalamualaikum angsa,”
“Waalaikumsalam kak,ada apa ya kakak menghampiri saya.”
“Begini angsa,maaf ya selama ini aku selalu menghukum kamu.Soalnya kamu gampang terlambat sih,dan selalu saya yang di paksa teman teman untuk memberi hukuman pada kamu,”
Aku terdiam sejenak ,Si Han meminta maaf padaku .Apa ini sifat Si Han yang sesungguhnya.
“I , iya kak, gpp kok.saya malah berterima kasih.”
“Besok saya jangan di  lempari balon air ya,soalnya  pasti sudah banyak junior yang ngelemparin saya balon besok.”
“G’ mungkin lah kak,mungkin junior cew yang ngelemparin cuma aku,yang lainnya katanya g’ tega sama wajah tampan dan manisnya kak Han.”
Si Han tertawa lepas,sampai sampai dia g’ sadar kalau tangannya menepuk pundakku.
“Kamu ada ada saja angsa.”
“Han.... kita ke ruang rapat sekarang,semua dah nunggu .”teriak seorang teman Si Han di seberang taman.
“Oke.”sahut Si Han
“Angsa,aku pergi dulu ya,assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam .”
Hatiku merasakan sebuah getaran halus,ADA APA DENGANKU,,,

“Dik,kamu kenapa,kok kedengarannya lesu gitu.”
“Mas , aku lagi bingung.”
“Bingung kenapa sayang,”
“Aku bimbang mas.”
“Cerita ma mas ya.”
“Mas,ada seseorang yang membuat getaran halus di hatiku hari ini,untuk pertama kalinya.”
Beberapa saat tak ada sahutan dari mas riki.
“Halo,mas riki.”
“I ,Iya dik.”
“Mas kecewa ya ma aku,padahal kita sudah dekat,”
“G’ kok dik,ya emank aku salah,hanya bisa menghubungi kamu tanpa ketemuan dulu.sekarang kamu sudah menemukan cinta di diri seseorang,kamu boleh kok ninggalin mas.”terdengar suara mas yang tenang namun terdengar mengiris hati
“G’ mas.aku g’ kan ninggalin mas.”
Tut . . . tut . . .  tut . . .
Terdengar telpon ditutup. Aku menangis dan bersedih di dalam rengkuhan bintang kebimbangan.



Mentari bersinar cerah pagi ini,namun hati dan mataku redup bagai lampu yang kekurangan arus listrik.Tiba di kampus perasaanku tak kunjung berubah.pikiranku trus dibayangi dengan suara dan kata kata manis mas riki,namun aku juga mengingat hatiku yang menerima getaran halus dari Si Han.
“Angsa.”
Aku terkejut dibuatnya.
“Kak Han,ada apa,”
“Ini 2 balon untukmu,tolong lemparkan padaku.”ujarnya nlesu,
“Kak,maaf.sebenarnya ada apa dengan kakak.”
“Aku khilangan seseorang yang aku cinta  angsa.”
Sesaat aku teringat pada mas riki.
“Angsa,kok bengong.”
“E ,e , anu kak.napa bisa kehilangan,kasih sayang tu harus di cari dan dikejar.kasih sayang g’ kan datang dan menanti bila kita ber diam diri.”ujarku
Terlihat Si Han mengeluarkan hp nya.mungkin untuk menelpon kekasihnya yang hilang tu.Dalam hatiku terbersit rasa sedih ,karena Si Han mempunyai pujaan hati.
“once more you open the door,and your here in my heart and,my heart will go on and on.”
Terdengar hpku berdering.Mas riki
“Halo assalamualaikum”sapaku
“Waalaikumsalam dik yani.”
Aku dan Si Han saling menatap.Aku terdiam beberapa saat,apa mas riki adalah Si Han.subhanallah.dua cintaku tertanam pada satu orang.Aku nenangis sambil menutup wajahku.Terlihat tenang Si Han alias mas riki membuka tangan ku pelan.
“Angsa,kau seseorang yang ku sayang itu,”
Aku mengangguk perlahan.
“Apa kakak adalah mas riki yang aku sayang,”
Si Han mengangguk.
“Namun dik,siapa yang membuat hatimu bergetar halus hingga kau mau meninggalkanku.”
Aku menahan tawa.namun Si Han menggenggam tanganku dengan tatapan serius.
“Mas,dia tu kakak.kak Han yang membuatnya.”ucapku sambil tersenyum
“Tapi kok mas di panggil Han,bukan Riki,”
Gantian mas Riki yang menahan tawa.
“Kok ketawa sih,jahat ih .. .” ujarku sambil menggelitiki mas riki
“Udah udah,iya iya aku nyerah jangan di gelitiki lagi. Gini sayang , nama mas kan Riki Handoko.Biasa di panggil Han sayang,”ujarnya sambil tersenyum.manisnya


“Cie cie,senior ama juniornya mesra banget sih,”ujar teman mas riki saat aku dan mas riki berpelukan.
“Ya iya donk,ini kan cinta pertama dan terakhirku,”balas mas riki sambil terkekeh
“Apaan sih mas,.”aku tertunduk malu
“Tapi kok tegas banget kamu ma dia waktu OSPEK,hukum ya hukum.”
“Iya dunk,aku kan profesional.Udah lah,ganggu orang pcaran aj kamu den.”
“Iya iya pak bos,jangan lupa nanti ada rapat,jangan pacaran trus.ntar Lia tau,dia cemburu loh.Dia kan suka ma kamu sejak  pertama bertemu.”
Aku langsung terdiam,dan beranjak dari tempatku.
“Mau kmana sayang,”
Aku terdiam,tiba tiba mas riki memelukku.
“Mas,nie kwasan kampus,kita bukan mukhrim.”
“Aku masih memakai baju tertutup ,bgitu juga kamu.Aku tau,kamu cemburukan tentang Lia tdi. Aku tidak mencintainya sayang.”ucap mas riki lembut
“Mas riki . . “ucapku lirih
“Aku hanya nyayangimu angsa.Aku ingin menikah pada umur 23,”
Aku terkejut,
“Ha ha ha, umur ku karang dah 22 sayang,tahun depan aku dah lulus,karang aku dah skripsi.Dan aku juga sudah menjadi asisten dosen .”
Aku terdiam ,
“Kok diam sayang,”ucap mas riki alias Si Han sambil menatapkan
Aku tersenyum.
“Haduh , , , pacarku pintar banget,tampan,manis,rajin lagi.hihihi,”
Si Han cemberut,
“Dasar ya,awas aku cium low ketangkep.”
“Wek... ayo tangkep,haha.”
Aku bahagia selamanya ,dengannya,disisinya,,bersamanya.
Ya alloh,kupanjat kan doa slalu,jadikan dia seseorang yang menemani hayatku selalu.


                                                      TAMAT